Minggu, 25 Maret 2012

kaidah penggunaan bahan kimia


Dalam menggunakan bahan kimia tentunya sebagai seorang laboran harus mengetahui terlebih dahulu aturan atau kaidah penggunaan bahan kimia. Mengetahui kaidah ini dimaksudkan supaya laboran atau pekerja dapat memahami dengan benar cara menggunakan bahan kimia sebelum bekerja dengan bahan kimia, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium. Adapun kaidah penggunaan bahan kimia tersebut antara lain:

  1. Bacalah label nama bahan kimia dengan cermat sebelum mengambil isi dan menggunakannya, karena bila salah ambil dapat menimbulkan kecelakaan. Perhatikan symbol yang terdapat pada label bahan kimia, apakah bersifat bahaya, beracun, iritasi, mudah meledak, atau mudah terbakar. Jika bahan kimia tersebut labelnya sudah rusak atau bahan kimia yang dikemas dengan plastik atau botol yang tidak berlabel maka harus dipastikan kebenaran bahan kimia tersebut, bisa dengan pengujian kualitatif.
  2. Gunakan bahan kimia dengan jumlah sesuai petunjuk pemakaian yang terdapat pada label atau sesuai dengan prosedur kerja yang telah ditentukan, tidak kurang dan tidak lebih. Jika berlebihan dalam mengambil bahan kimia, kembalikan ke wadah/botol semula. Pemakaian bahan kimia harus tepat jenis, ukuran/dosis, dan tepat cara. Hati-hati dalam membuka botol, mengambil dan menimbang bahan kimia. Harus diingat bahwa bahan kimia yang ada di laboratorium berbahaya, maka gunakan alat pelindung diri.
  3. Jangan sekali-kali mencicipi bahan kimia yang ada di laboratorium. Juga jangan menyentuh/memegang bahan kimia dengan tangan telanjang.
  4. Jangan mencium bau/gas yang timbul dari bahan kimia atau hasil reaksi bahan kimia secara langsung, tetapi gunakan tangan untuk mengibas-ngibaskan gas kea rah hidung.
  5. Jika tangan atau pakaian terkena bahan kimia (contoh :asam asetat) segera cuci dengan air mengalir.
  6. Jika membersihkan larutan bahan kimia yang tumpah di atas meja kerja, jangan langsung menggunakan serbet kain, tetapi perlakukanlah dengan memperhatikan sifat bahan kimianya terlebih dahulu. Sebagai contoh untuk bahan tumpahan asam anorganik dapat digunakan absorbent NaHCO3 atau campuran NaOH dan Ca(OH)2 dengan perbandingan 1:1 kemudian dibuat bubur dengan menambahkan air secukupnya. Tuangkan absorbent pada tumpahan bahan kimia, kemudian buang limbah atau slurry ke dalam bak pembuangan air / septic tank.
  7. Setelah bekerja dengan bahan kimia, cuci tangan hingga bersih sebelum makan, minum, atau merokok.
  8. Tutuplah kembali botol-botol bahan kimia, botol-botol reagen ataupun bahan lainnya setelah selesai digunakan. 

simbol bahaya

Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.
Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam :
• Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
• Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
• Kombinasi dari keduanya.
Berikut ini adalah penjelasan simbol-simbol bahaya .
1. Explosive (bersifat mudah meledak)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3

  • Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
  • Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
  • Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas
2. Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.
  • Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
  • Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
  • Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor
3. Flammable (mudah terbakar)
Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.
Bahaya : mudah terbakar
Meliputi :
  1. zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor; keamanan : hindari campuran dengan udara.
  2. gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
  3. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.
  4. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.
4. Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L
Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25
  • Bahaya : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
  • Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida
  • Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
5. Harmful irritant (bahaya, iritasi)
Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 – 20 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22
Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41
Kode Xn (Harmful)
  • Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
  • Contoh : peridin
  • Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
  • Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
  • Contoh : ammonia dan benzyl klorida
  • Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.
6. Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.
  • Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
  • Contoh : klor, belerang dioksida
  • Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata
7. Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53.
  • Bahaya : bagi lingkungan, gangguan ekologi
  • Contoh : tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
  • Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan

pengenalan bahan kimia

Bahan kimia merupakan segala zat yang memiliki massa, volume, dan sifat tertentu sehingga dapat diamati dengan panca indera. Bahan kimia dapat dikelompokkan menjadi dua golongan besar, yaitu bahan kimia yang yang tersedia di alam dan bahan kimia buatan atau sintetis.

1.Bahan kimia yang tersedia di alam

Bahan kimia yang tersedia di alam diantaranya bentuk hasil tambang/mineral seperti emas, perak besi, timah, sulfur, uranium, aluminium; minyak bumi beserta derivatnya seperti bensin, solar, minyak tanah, oli; serta produk pertanian/perkebunan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.

2.Bahan kimia sintetis

Bahan kimia sintetis dikelompokkan lagi menjadi dua golongan yaitu bahan kimia yang dibuat secara kimiawi dan secara metabolit (menggunakan mikroorganisme)
  • Bahan kimia yang dibuat secara kimiawi diantaranya PVC, fiber glass, plastik, aditif makanan (pemanis sintetis : sakarin, siklamat, aspartam), pengasam sintetis (asam sitrat, asam asetat), pengawet sintetis (tartrazine, metilen blue), cita rasa sintetis (vanilin, menthol), serta bahan kimia yang digunakan di laboratorium (asam sulfat, asam klorida, amonium klorat, perak nitrat, kalium permanganat, natrium thiosulfat dan natriun hidroksida).
  • Bahan kimia yang Dibuat secara metabolit antara lain asam cuka (hasil fermentasi dari air kelapa), alkohol (hasil peragian dari singkong), dan asam laktat (hasil proses pengasinan)
Manfaat Bahan Kimia

Banyak sekali manfaat dari adanya bahan kimia ini, terutama akan kehadirannya bahan kimia sintetis. Misalnya dalam kegiatan mencuci, memproduksi makanan dan minuman digunakan pemanis, pengawet, pemucat, perenyah, pewarna, pelembut, pengemulsi; pada kegiatan peternakan sering digunakan obat-obatan; saat berkebun atau bertani digunakan pupuk atau pestisida. Di dunia kedokteranpun kehadiran bahan kimia sangat diperlukan, teruatam yang berkenaan dengan obat-obatan.

Dampak Negatif Bahan Kimia

1.Dampak negative penggunaan bahan kimia yang tidak tepat di laboratorium

Bahan kimia di laboratorium berpotensi menimbulkan bahan kimia seperti dapat menyebabkan kebakaran, keracunan, peledakan, iritasi pada mata dan kulit, dan kecelakaan lainnya.

a.Kebakaran

Bahan kimia yang dapat mengakibatkan kebakaran dibedakan menjadi 3 jenis :
a. padat : (belerang, fosfor, logam alkali
b. Cair (eter, alkohol, benzen)
c. Gas (asetilena, hidrogen)

Kebakaran terjadi di laboratorium apabila :

  • Bahan kimia yang bersifat oksidator kontak/berhubungan dengan bahan kimia yang bersifat reduktor atau terkena panas, contoh : perklorat, permanganat, nitrogen peroksida, dikromat, dan persulfat.
  • Ada juga bahan kimia yang dapat terbakar langsung udara contoh : aluminium alkil fosfor, gas yang mudah terbakar dengan api : butana, propana

b. Peledakan

Peledakan terjadi karena reaksi sangat cepat yang menghasilkan panas dan gas dalam jumlah besar. Bahan kimia tertentu akan mengakibatkan peledakan apabila terkena benturan, gesekan atau panas. Contohnya bahan oksidator kuat akan meledak jika dicampur dengan bahan kimia reduktor kuat seperti etanol, aseton, asam aseta pekat akan meledak jika dicampur dengan hydrogen peroksida (H2O2).

c. Keracunan

Akibat keracunan bahan kimia dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu efek akut dan efek kronis.

  • Efek akut, yaitu pengaruh sejumlah dosis bahan kimia tertentu yang akibatnya dapat dilihat dan dirasakan dalam waktu relatif singkat, contoh : diare akibat keracunan fenol, serta hilang kesadaran dan kematian karena keracunan gas CO.
  • Efek Kronis, yaitu akibat keracunan bahan-bahan kimia dalam dosis kecil tetapi terus menerus dan efeknya baru dapat dirasakan dalam waktu yang relatif lama, contohnya menghirup uap benzen dan senyawa hidrokarbon terklorinasi (khloroform, karbon tetraklorida) dalam kadar rendah namun terus-menerus sehingga menyebabkan penyakit hati, menghirup uap timbal akan menyebabkan kerusakan darah
d.Luka Bakar/Iritasi Kulit dan Mata

Bahan kimia tertentu dapat menyebabkan iritasi kulit, terjadi apabila ada kontak antara kulit dengan bahan kimia korosif (asam sulfat, kalium hidroksida, kalium cianida, asam trikloroasetat, perak nitrat, fosfor). Iritasi dapat berupa luka, peradangan kulit, saluran pernapasan dan mata. Bahan kimia yang dapat mengakibatkan iritasi dibedakan menjadi :

a. Padat : NaOH, KOH, CaO, CaC2
b. Cair : NaNO3, H2SO4, HCl, HF
c. Gas : amonia dan gas asam asetat

2.Dampak Negatif Bahan Kimia dalam Kehidupan sehari-hari

Pemakaian bahan kimia yang tidak tepat dalam kehidupan sehari-hari, baik jenis, dosis maupun cara penggunaannya, akan menimbulkan dampak negative yaitu keracunan atau gangguan kesehatan, pencemaran air, tanah dan udara. Contohnya gangguan kesehatan pada manusia yaitu timbulnya penyakit minamata di Jepang setelah mengkonsumsi ikan yang mengandung Hg. Pada pencemaran lingkungan seperti pembuangan limbah yaitu air cucian (deterjen). Deterjen untuk mencuci merupakan deterjen amoniak yaitu alkil sulfonat linear dan alkil benzene sulfonat. Deterjen alkil benzene sulfonat merupakan detergen keras yang tidak dapat mengalami biodegradasi oleh bakteri dan berbahaya bagi ikan walaupun konsentrasinya kecil. Natrium dedosil benzene sulfonat dapat merusak insang ikan walaupun hanya 5 ppm.

Di dalam air yang mengandung detergen 3 ppm ikan masih dapat bertahan selama sebulan, tetapi bagi phytoplankton yang menjadi makanan ikan sudah berbahaya karena terjadi pengurangan kadar fotosintesa

bahan kimia

Satu bahan kimia adalah satu bahan yang digunakan di dalam atau didapati oleh proses kimia. Ia boleh menjadi satu unsur, sebatian atau campuran. Oleh itu:
  • Satu unsur kimia adalah satu bahan yang tidak boleh dibahagi atau diubah kepada bahan-bahan yang berlainan oleh cara kimia yang biasa. Zarah unsur yang paling kecil adalah atom, yang mengandungi elektron mengelilingi nukleus iaitu proton dan neutron.
  • Satu sebatian kimia adalah satu bahan yang mengandungi dua atau lebih unsur kimia yang bergabung secara kimia di dalam satu nisbah yang tetap.
  • Satu molekul adalah zarah yang paling kecil sesuatu unsur atau sebatian yang mengekalkan ciri-ciri kimia sesuatu unsur atau sebatian.
  • Satu ion adalah satu atom atau kumpulan-kumpulan atom dengan sejumlah cas elektrik, dengan kehilangan (kation) atau dengan pertambahan (anion) satu elektron.
  • Perkataan "kimia" boleh merujuk kepada apa-apa bahan kimia, walaupun satu makna popular yang mana "satu produk daripada industri kimia".

bahan kimia berbahaya hantui perhiasan

Aksesoris meski mempercantik penampilan tapi ternyata juga bisa membahayakan kesehatan. Pasalnya menurut studi terbaru, banyak perhiasan mengandung bahan-bahan kimia berbahaya seperti timbal, kadmium, kromium, merkuri dan arsen.
PERHIASAN dan aksesoris adalah salah satu penunjang penampilan. Kini, semakin mudah mendapatkan aneka pemanis gaya tersebut. Ada yang eksklusif dengan harga selangit, tapi Anda juga bisa tampil gaya dengan aksesoris dengan harga terjangkau.
Namun, para ahli mengingatkan, aksesoris dengan harga murah bisa membahayakan kesehatan.
Serangkaian pengujian yang dilakukan organisasi nirlaba keamanan lingkungan, Ecology Center, terhadap aksesoris dan perhiasan berharga murah, yang umumnya menyasar konsumen anak dan remaja, menemukan bahan kimia berbahaya di dalam perhiasan.
Bahan kimia yang berpotensi merusak kesehatan antara lain timbal, kadmium, kromium, merkuri dan arsen terdeteksi dalam 99 item yang diteliti dari beberapa toko aksesoris di AS. Pengaruh zat-zat tersebut pada hewan dan manusia termasuk alergi akut, cacat lahir, gangguan belajar, toksisitas hati dan kanker.
Jeffrey Weidenhamer, Ph.D, Profesor Kimia di Ashland University, menggunakan sinar X untuk mengidentifikasi logam aksesoris. Dari 99 item, 25 persen mengandung timbal lebih dari 300 bagian per juta, melebihi batas keamanan produk timbal dalam produk anak-anak.
Kepada CBS, Dr Weidenhamer mengatakan, "Perhiasan murah mudah mencair dan kami menemukan paduan di dalamnya hampir identik dengan bahan yang ditemukan dalam baterai asam timbal mobil." Sepuluh persen perhiasan yang diteliti mengandung karsinogen kadmium.
Menurut Dr Weidenhamer, kekhawatiran terbesar, anak-anak sering memasukkan liontin kalung dan cincin dalam mulut sehingga menghilangkan lapisan pelindung tipis perhiasan. "Seiring waktu, paparan kadmium atau timbal akan mencapai level berbahaya", katanya. Meski sebagian besar produsen mencantumkan bahwa produknya terbuat dari bahan timah yang tak berbahaya, kenyataannya perhiasan berharga murah mengandung bahan kimia berbahaya. Sehingga, Weidenhamer mendesak agar produsen mengganti bahan kimia beracun dengan bahan yang lebih ramah terhadap kesehatan.
Sebelumnya, perhiasan asal China lah yang dilarang masuk Amerika karena beracun. Di China, di antara para produsen perhiasan imitasi murah, penggunaan kadmium adalah rahasia umum. Kadmium mengilap, kuat, dan dapat ditempa dalam temperatur rendah. Dan yang terpenting di mata produsen, kadmium murah dibandingkan dengan seng yang dahulu banyak digunakan sebagai bahan perhiasan.
Para produsen perhiasan imitasi di pantai timur China mengatakan terus-terang, kepentingan utama mereka adalah keuntungan. Dengan demikian, mereka menawarkan produk murah berkualitas rendah, termasuk penggunaan kadmium.
”Bisnis adalah bisnis, terserah pelanggan. Kami membuat barang sesuai dengan pesanan pelanggan. Jika mereka membayar lebih mahal, maka kami dapat menggunakan bahan yang lebih baik dan sebaliknya. Dengan harga dari beberapa sen hingga beberapa dollar, semuanya dapat dibuat dengan berbagai macam bahan,” ujar He Heihua, manajer dari toko internasional perhiasan Suiyuan di Yiwu.
Yiwu merupakan tempat penampung ribuan penjual barang-barang impor China. He berbicara dari dalam kiosnya yang sempit, tetapi dipenuhi ribuan anting, gelang, kalung, bros, dan gantungan kunci yang memenuhi rak di dinding.
Ketika ditanya mengenai risiko kesehatan jika menggunakan bahan beracun seperti kadmium, dia mengatakan tidak terlalu mengkhawatirkan.
China memiliki aturan yang membatasi kandungan kadmium dalam perhiasan dan mainan. Perhiasan tidak boleh mengandung lebih dari 0,1 persen kadmium, sedangkan para pemasok bahan menjual aluminium yang mengandung 90 persen kadmium. Total, China mengirimkan 595.000 kilogram perhiasan imitasi ke luar negeri, naik 15 persen dari tahun lalu.